Nematoda
dalam Darah dan Jaringan
Nematoda
yang hidup sebagai parasit di dalam darah dan jaringan manusia terdiri atas
tiga kelompok, yaitu :
1.
Cacing
Filaria dan Dracunculus
2.
Invasi
larva migrans di dalam kulit, jaringan bawah kulit serta alat dalam.
3.
Nematode
yang jarang didapat, di dalam jaringan hati, ginjal, paru-paru, mata, dan
subkutis.
Parasit Filaria pada manusia yaitu : Wuchereria bancrofti, Brugia malayi, Brugia
timori, Loa loa, Onchocerca volvulus, Acanthocheilonema perstans, Mansonella
ozzardi.
Morfologi
Umum dan Siklus Hidup
Habitat : sistem peredaran darah, limpha,
otot, jaringan ikat atau rongga serosa.
Morfologi : Cacing dewasa, cacing yang
langsing seperti benang, panjangnya 2-70 cm.
·
Cacing
betina panjangnya lebih kurang dua kali cacing jantan. Biasanya tidak mempunyai
bibir yang jelas, ,mulutnya sederhana, rongga mulut tidak nyata. Esophagus
berbentuk seperti tabung, tanpa bulbus esophagus, biasanya bagian anterior
berotot sedangkan bagia posterior berkelenjar.
·
Cacing
jantan memiliki dua spikula untuk kopulasi, kadang-kadang pada bagian ekor
memiliki alae.
Siklus Hidup
:
·
Filaria
membutuhkan insekta sebagai vector, misalnya nyamuk Anopheles, Aedes, Mansonia,
Culex bias juga Simulium, Chrysops atau Culicoides, tergantung jenis
spesiesnya.
·
Periode
laten atau prepaten ialah waktu antara seseorang mendapatkan infeksi sampai
ditemukannya microfilaria di dalam darahnya, sesuai dengan pertumbuhan cacing
hingga dewasa dan melahirkan microfilaria ke dalam darah dan jaringan.
·
Microfilaria
yang dilahirkan sampai ke dalam darah dengan menembus dinding saluran limfe ke
dalam pembuluh darah kecil yang berdekatan atau melalui ductus thoracicus.
·
Microfilaria
ini tidak tumbuh lebih lanjut kecuali apabila terhisap oleh vector yang sesuai,
beberapa jamkemudian menembus dinding usus tengah dan bergerakke otot thorax
untuk mengadakan metamorfosa menjadi stadium infektif dalam waktu 1-3 minggu.
Apabila serangga tersebut menggigit seseorang, larva meninggalkan ujung
proboscis serangga ke kulit dekat dengan lubang gigitan, kemudian memasuki
tubuh hospes melalui luka gigitan tersebut.
1. Wuchereria bancrofti
Morfologi dan
siklus hidup :
·
Habitat
: saluran dan kelenjar limfe terutama di bawah difragma, microfilaria tedapat
di dalam darah.
·
Hospes
: manusia merupakan tuan rumah definitive.
·
Morfologi
:
Cacing
dewasa, berwarna putih kekuning-kuningan, diliputi kutikula halus, berbentuk
silindris seperti benang, kedua ujung tumpul, bagian anterior membengakak,
mulut berupa lubang sederhana tanpa bibir ataupun alat lainnya, langsung menuju
esophagus dengan sebuah rongga bukal tetapi tanpa tonjolan maupun kontriksi
seperti tanda khas yang terdapat pada beberapa nematoda.
1.
Cacing
jantan, lebih kurang 40 mm x 0,4 mm, ujung kaudal melengkung ke ventral
terdapat 12 pasang papilla perianal, terdiri atas 8 pasang preanal dan 4 pasang
posanal. Terdapat dua spikula dengan gubaernakulum yang berbentuk bulan sabit.
2.
Cacing
betina, 80-100 mm x 0,24-0,30 mm, vulva terletak di daerah servikal, vagina
pendek dengan sebuah segmen keluar dari uterus selanjutnya organ genitalia ini
berpasangan. Embrio yang masih muda terdapat di bagian dalam uterus dilapisi
lapisan hialin yang tipis, lebih kurang 38x25 μ. Apabila terdorong ke bagian
uterus, bungkusnya memanjang menyesuaikan dengan bentuk embrio sampai embrio
lahir tetap terbungkus sarung, embrio ini disebut microfilaria.
·
Siklus
hidup :
1. Sesuai dengan perioditasnya, mikrofilaria ini
sampai di pembuluh darah perifer, darah dihisap oleh nyamuk yang bertindak
sebagai vector, mikrofilaria ikut terisap, sampai di lambung nyamuk.
2. Disini mikrofilaria melepaskan sarungnya,
terjadi 1-6 jam setelah berada di dalam tubuh nyamuk.
3. Kemudian dengan ujung cephalicnya, dinding
lambung nyamuk ditembus dan menuju ke otot thorax.
4. Dengan melalui 3 kali metamorfosa pada hari ke
10-11 menjadi larva kecil, langsing, infektif, dan meuju kelenjar liur nyamuk.
5. Melalui luka tusukan nyamuk, larva bergerak
aktif menembus kulit hospes menuju kelenjar limph perifer.
6. Larva, disini tumbuh kemudian bermigrasi
menuju pembuluh limph untuk menjadi dewasa yang dapat bertahan hidup selama
10-18 tahun.
·
Penyebaran
Daerah
katulistiwa
Parasit
ini di tularkan melalui gigitan nyamuk sebagai vektor
·
Gejala
Periode
asimptomatik : tanpa ada gejala yang nyata
Stadium
akut : diawali dg limpangitis, kadang bersama dengan limpadenitis, disertai
dengan demam filaria, daerah yang mengalami lesi terjadi pembengkakan ,
terdapat sindroma malaise, depresi mental, sakit kepala frontal.
Stadium
kronis : ditandai dengan adanya pembengkakan organ bersangkutan dalam suatu
tipe elephantoid atau terjadinya perkembangan lymphocele kadang d seritai ruptur
atau terjadinya suatu fibrosis
·
Pencegahan
1. Dengan pengobatan diethylcarbamazine
2. Penggunaan insektisida :
a. Penyemprotan d dalam rumah dan d skitar rumah
dengan DDT, dieldrine atau organophosphat baytex
b. Penggunaan larvisidal dengan penyemprotan di
atas tempat perindukan nyamuk.
·
Diagnosa
Dengan
menemukan mikrofilia W.brancofti
dalam darah perifer yang diambil pada malam hari antara jam 22.00 – 02.00.
2. Brugia malayi
·
Morfologi
dan siklus hidup :
·
Habitat
: cacing dewasa pada saluran dan kelenjar limphe, mikrofilaria terdapat di
dalam darah.
·
Hospes
: berbeda dengan W. bancrofti, pada B. malayi selain ditemukan pada manusia,
juga ditemukan pada kera, anjing, kucing.
·
Morfologi
:
Cacing
dewasa, banyak kesamaaan dengan W bancrofti, putih kekuning-kuningan, silindris
menyerupai benang,didapatkan berpasangan dalam saluran limph yang berdilatasi.
Ujung anterior terdapat mulut tanpa bibir diliputi dua baris papilla. Baris
sebelah dalam 6 dan sebelah luar 4 buah seperti juga pada W.bancrofti hanya
pada B. malayi sedikit lebih besar.
1. Cacing jantan, diliputi kutikula halus, pada
bagian kaudal terdapat papilla adanal (3-4) buah dengan ukuran berbeda, di
belakang anus terdapat sepasang papilla, (3-4) pasang papilla adanal lateral
serta papilla preanal yang tidak berpasangan. Pada ujung ekor terdapat (4-6)
papilla yang kecil. Diantara papilla ini dengan papilla adanal didapat (0-2)
papilla. Terdapat dua spikula yang panjangnya tidak sama dengan gubernakulum
yang kurang berbentuk bulan sabit dari pada W.bancroft. ukurannya (13,5-23,5)mm
x (70-80)μ.
2. Cacing betina, vulva merupakan alur
transversal berhubungan denagn vagina sebagai saluran yang panjang dengan dua
lapis dinding. Lumennya sempit. Kemudian berhubungan dengan uterus sebelah
distal yang tunggal dimana ke sebelah proksimalnya bercabang dua. Ukurannya
(43,5-55)mm x (120-170)μ.
·
Siklus
hidup :
Siklus
hidupnya mirip dengan W banrofti. Waktu yang diperlukan untuk perkembangan
vector 6,8-8,5 hari.
·
Penyebaran
Banyak
terdapat di Asia
Nyamuk
anopheles barbirostris yang banyak terdapat di sawah, oleh karena itu mreka
filariasis banyak ditemukan di luar kota
·
Gejala
Demam
limphangitis dan limphadenitis
·
Pencegahan
Di
india vektor utamanya adalah mansonia annulifera, dan tempat perindukannya di
kolam yang banyak d tumbuhi tumbuhan air piatia stratioides, maka dengan
membasmi tumbuhan ini dapat mengurangi jumlah infeksi baru
·
Diagnosa
Menemukan
mikrofilia malayi dalam darah perifer yang di ambil sesuai dengan
perioditasnya. Pada tahap awal tidak di temukan mikrofilia pada darah, sehingga
dilakukan pemeriksaan dari biopsi kelenjar limph yang bengkak
3. Brugia timori
·
Habitat
: cacing dewasa biasa ditemukan pada kelenjar limph. Tetapi pada binatang
percobaan jird ditemukan pada paru-paru, jantung, dan pembuluh darah besar
seperti limphatik dari testis.
·
Morfologi
:
·
Pada
kedua jenis kelamin, ujung anteriornya melebar pada kepalanya yang membulat.
Ekornya berbentuk seperti pita dan agak bundar. Pada tiap sisi terdapat 4 papil
sirkum oral yang teratur pada bagian luar dan bagian dalam membentuk lingkaran,
esophagus panjangnya lebih kurang 1 mm dengan ujung yang kurang jelas diantara
otot dan kelenjar.
·
Cacing
jantan, ekornya melengkung dengan 4 sampai 5 papila adanal terdiri atas
subventral, sebuah preanal yang besar serta satu pasang posanal yang lebih kecil.
Terdapat pula satu pasang papilla intermediate subventral serta satu pasang
papilla kaudal terminal. Pada daerah anus terdapat papilla lateral. Spikula
tidak sama panjang seperti pada B. malayi, panjangnya yang sebelah kiri 400 mm
dan sebelah kanan 142 mm berbentuk seperti bulan sabit, gubernakulum 30 x 4 mm.
·
Cacing
betina, vulva sebelah anterior dari dasar esophagus. Ovejektor menyerupai buah
pir dengan ukuran 160 x 58 mm. vagina terletak disamping ovejektor berbentuk
celah. Ekor panjangnya lebih dari 196 mm ditumbuhi beberapa kutikulum bosses.
·
Mikrofilaria
B.timori dibandingkan dengan B.malayi terdapat beberapa perbedaan :
a.
Pada
pewarnaan dengan giemsa, sarung tidak terlihat.
b.
Perbedaan
panjang dan lebar dari ruang sefalik 3 : 1.
c.
Ukurannya
lebih panjang pada B.timori.
d.
Pada
preparat darah apus dengan pewarnaan giemsa, mikrofilaria B.timori panjangnya
310 mm dibandingkan denagn B.malayi yang bersifat periodic dan subperiodik 264
dan 247 mm.
e.
Perbedaan
lainnya pada jumlah inti di ekornya, B.timori 5-8 buah sedangkan pada B,malayi
2-5 buah dengan inti pada ekor sebelah distal lebih kecil pada B.timori.
·
Penyebaran
Pertama
kali ditemukan di pulau timor
·
Gejala
Bersifat
periodik
Menimbulkan
lesi ringan dan sedang, elephantiasis terbatas pada oedem kaki bawah lutu
·
Diagnosa,
pencegahan, dan pengobatan
Pengobatan
dan pencegahan, dan diagnosa sama seperti pada B.malayi
4. Loa loa
·
Morfologi
:
ü Cacing dewasa menyerupai benang berwarna
keputihan, hidup di dalam jaringan ikta, menegmbara ke jaringan subkutis,
kadang-kadang ditemukan dalam jaringan subconjunctiva.
ü Cacing jantan, 30-34 mm, diameter 0,35-0,43
mm, di daerah kaudal terdapat 8 pasang papilla perianal (5 pasang papilla
preanal yang besar, 3 pasang paila postanal yang kecil). Terdapat 2 buah
spikula, tidak sama panjang.
ü Cacing betina, 50-70 mm, diameter lebih kurang
0,5 mm, vulva terbuka di daerah cervical.
·
Penyebaran
Ditemukan
di afrika barat
Vektornya
lalat dari genus Chrysops yaitu C.silacea dan C.dimidiata
·
Gejala
Penyakitnya
disebut loaiasis
Cacing
pada jaringan subkutis menimbulkan reaksi radang dan terjadi pembengkakan,
gejala beratnya yaitu demam, gatal, insufisien ginjal, gangguan neurologik,
reaksi berat ini terjadi karena reaksi jaringan terhadap cacing yang telah
mati.
·
Diagnosa
Pemeriksaan
darah perifer atau pengangkatan cacing dewasa dari bawah kulit atau jaringan
lain,seperti punggung, axilla, lipat paha, mammae, penis, kulit kepala, kelopak
mata, conjunctiva
·
Pengobatan
Penyembuhan
sempurna apabila dapat mengangkat cacing dewasa dari jaringan
Keadaan
alergi diobati dengan epinephrine, antihistami
·
Pencegahan
Mencegah
digigit lalat (chysops) terutama di daerah endemik dengan menggunakan repellent
dimethyl phthalate pada kulit.
Penggunaan
insektisida antilarva pada tempat perindukan lalat
Pengobatan
penderita dengan dithylcarbamazine, membunuh mikrofilia dalam darah.
5. Onchocerca volvulus
·
Habitat
: ditemukan didalam nodul pada jaringan ikta subkutan, kadang-kadang terdapat
didalam, tidak teraba dari luar.
·
Morfologi
:
-
Cacing
dewasa berwarna putih dengan garis transversal pada kutikula, filiform dengan
kedua ujung tumpul. Bagian anterior terdapat 8 buah papilla kecil yang tersusun
dalam 2 cincin serta sepasang papilla lateral yang besar.
-
Cacing
jantan 19-42 cm x 130-210 μ, ujung posterior melengkung ke ventral, terdapat
papilla perianal dan kaudal yang jumlah dan ukurannya bervariasi.
-
Cacing
betina 33,5-50 cm x 270-420 μ, vulva terbuka terletak di belakang esophagus
bagian posterior. Di dalam uterus terdapat larva, mula-mula oval kemudian
memanjang dan akhirnya larva (mikrofilaria) dilahirkan dan membebaskan diri
dari sarungnya.
·
Penyebaran
Afrika
tropik, amerika tengah dam selatan
Hospes
perantaranya lalat simulium, tempat perindukannya sepanjang sungai
·
Gejala
1. Pada cacing dewasa yag tinggal pada daerah
pertemuan saluran limph, biasanya tidak menunjukkan gejala klinis
2. Mikrofilia masuk ke dalam kelenjar limph kutis
dan subkutis. Dalam beberapa kasus, mikrofilia bermigrasi ke bola mata
·
Diagnosa
Menemukan
mikrofilia dalam nodul
·
Pengobatan
Secepatnya
mengangkat benjolan
·
Pencegahan
Larvisida
pada tempat perindukan vektor
6. Acanthocheilonema perstans
Hospes definitive : manusia
Hospes perantara : serangga Culicoides antara lain C.austeni dan C.grahami.
·
Morfologi
:
·
Cacing
dewasa, hidupnya di dalam rongga badan, antara lain rongga peritoneum, rongga
pleura, jarang sekali di dalam rongga pericardium. Berupa cacing yang berwarna
putih kekuning-kuningan, panjang silindris dengan kutikula halus.
·
Cacing
jantan, lebih kurang 45 mm x 60 μ, pada ujung posterior terdapat 4 pasang
papilla preanal dan 1 pasang papilla posanal dengan spikula yang berbentuk
batang.
·
Cacing
betina (70-80)mm x 120 μ, vulva di daerah cervic.
7. Mansonella ozzardi
Habitat
: cacing dewasa hidup di dalam
rongga badan antar lain dalam mesenterium atau jaringan lunak visceral. Bentuk
silindris seperti benang.
Morfologi
:
·
Cacing
jantan, 38-0,2 mm, diketahui dengan melihat bagian posterior yang melengkung ke
ventral dengan ujung yang membengkak.
·
Cacing
betina (65-81) x (0,21-0,25)mm, diliputi kutikula halus, bagian caudal terlihat
sepasang lipatan yang mengkilat.
8. Dracunculus medinensis
Morfologi
:
·
Cacing
dewasa, panjang silindris, ujung anterior tumpul, ujung kaudal melengkung ke
depan dengan kutikula halus. Pada ujung anterior terdapat pelindung berbentuk
oval, di tengahnya terdapat mulut kecil berbentuk segitiga yang dikelilingi
oleh cincin dalam, dengan enam buah papilla, dan cincin luar dengan empat
pasang papila. Papila cervical yang terdiri atas satu pasng papilla lateral
yang terletak sebelah belakang cincin syaraf.
·
Cacing
jantan 2-5 cm x 0,4 mm, ujung posterior melengkung, terdapat 10 pasang papilla
kaudal (4 preanal dan 6 posanal) dengan dua buah spikula yang hampir sma
panjang serta gubernakulum yang panjangnya 200mm.
·
Cacing
betina, 70-120 cm x 0,9-1,7 mm, dengan tuba ovarii, oviduct serta uterus
berpasangan sedangkan vagina sebuah. Tidak ditemukan vulva pada cacing hamil.
·
Cacing
ini hidup di dalam jaringan ikat, jaringan retroesophageal rongga badan dan
sebagainya. Cacing jantan akan mati setelah kopulasi yang kemudian akan diserap
tubuh.
Stadium infektif : larva
Stadium diagnostic : mikrofilaria, cacing dewasa
Larva
Migrans
Yaitu terjadinya migrasi larva
nematoda binatang dalam tubuh manusia dimana larva tersebut tidak dapat
berkembang lebih lanjut untuk menjadi dewasa, manusia bertindak sebagai hospes
paratenik.
·
Visceral
Larva Migrans
o Etiologi
Toxocara
canis (ascaris anjing) dan T.cati (ascaris kucing), cacing tambang manusia yang
tersesat
o Patologi
Terutama
menyerang anak usia 1-4 tahun
Khas
pada hati, kelainan granuloma, hepatosplenomegali
o Diagnosa
Ditemukan
trias, eosinofili, hepatomegali, serta hyperglobulinemi
o Pengobatan
Pengobatan
masih dalam tahap percobaan
o Pencegahan
Jangan
berhubungan dengan kucing dan anjing, terutama anak kecil.
Anjing
dan kucing rutin diberikan piperazine
·
Cutaneus
Larva Migrans
o Etiologi
Terutama
oleh ancylostoma braziliensis
o Penyebaran
Daerah
tropik dan subtropik
o Patologi
Pada
invasi larva, terasa gatal terutama pada malam hari, kalau digaruk dapat
terjadi infeksi sekunder. Dapat disertai infeksi paru-paru karena larva sampai
ke paru-paru
o Pengobatan
Tempat
luka dibekukan oleh es ethyl chlorida
Obat
anthelmintik thiabendazole
Apabila
terjadi infeksi sekunder diberi antibiotic.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar